oleh: Prof. Afif Muhammad
Tengah malam aku terbangun dari mimpi dengan tubuh gemetar. Nafasku tersengal-sengal ketika aku duduk di tempat tidur, dan tubuhku masih bergetar. Dalam mimpiku tadi aku serasa berdiri di depan suatu taman yang indah tak terperi. Di depan taman itu berjajar penjaga-penjaga berpakaian sutera putih yang indah sekali. Tubuh mereka tegap serasi, dan wajah mereka tampan berseri. Kepada salah seorang penjaga yang ada di situ aku bertanya, “Taman apa ini?"
“Ini surga”, jawab penjaga itu sambil memandangiku.
“Boleh aku masuk?” tanyaku.
Penjaga itu memandangiku lekat-lekat, seakan matanya menyelami bagian dalam tubuhku.
“Tidak, engkau tidak diperbolehkan masuk ke sini”, katanya sambil mendekatiku seakan hendak menghalangi jalanku, “Tempatmu di sana”, katanya sambil menunjuk ke tempat yang jauh di sebelah kiri.
Aku mengarahkan pandanganku ke arah yang dia tunjukkan. Sekali pun tempat itu jauh sekali, tetapi aku dapat melihatnya dengan sangat jelas, seakan-akan tempat itu sama dekatnya dengan taman yang ada di depanku. Di situ kulihat jurang dengan lidah-lidah api raksasa yang berkobar dahsyat. Suaranya gemuruh bagai dengus gergasi yang sedang murka. Ribuan orang dijatuhkan susul-menyusul dengan jeritan, teriakan, dan lolongan yang sangat memilukan.